Bali,8 Maret adalah Peringatan Hari Perempuan Internasional, sejak ditetapkan oleh PBB tahun 1975 Hari Perempuan Internasional telah membuat Para Perempuan di berbagai negara berjuang untuk menolak segala bentuk ketidak adilan Gender. hal ini tentu sangat berpengaruh juga terhadap perempuan di Indonesia. Bahkan di beberapa negara telah membuat Peraturan tentang Kesamaan Hak bagi Perempuan baik dalam bidang Hukum, Ekonomi maupun Politik serta juga Budaya.
Di Tahun 2021 Tema Peringatan Hari Perempuan Internasional adalah “choose to Chalenge” dimana Perempuan memilih untuk Menantang dengan mengajak untuk mengangkat satu tangan seperti yang telah disepakati secara internasional. Tentu yang ditantang adalah setiap ketidak adilan Gender atau Segala kesenjangan Gender. Disamping itu Perempuan selalu menggunakan moment 8 Maret sebagai sebagai hari untuk mengkampanyekan Pencapaian yang didapat oleh Kaum Perempuan di berbagai belahan Dunia.
Peringatan kali ini adalah Peringatan yang sangat berbeda dengan Peringatan Hari Perempuan Internasional sebelumnya karena di tahun ini Perempuan mengalami beberapa Kesulitan dalam menghadapi masa Pandemi. Hal ini terasa sangat berat bagi perempuan Bali khususnya dimana banyak sekali Perempuan mengalami hilangnya lapangan Kerja, Hilangnya Income dan tugas berat menjaga kesehatan keluarga dan menjaga kesehatan dirinya serta menjaga pikiran untuk tetap terkendali.
Tentu Pemerintah juga harus memikirkan tentang bagaimana kepentingan Perempuan dapat tetap berjalan dalam masa pandemi melalui berbagai kebijakan yang tidak Bias Gender. Karena Jika Perempuan telah merasakan keadilan dan mendapatkan kesetaraan gender maka perempuan akan lebih berdaya sehingga mampu untuk tetap bertahan dalam masa Pandemi.

Author: Tira Triyana
A Balinese woman who is active in her daily life as a consultant & activist, also active in the PDI Perjuangan and leads several youth organizations, Women's Organizations and Children's Observers including Observers of the Disabled. Perempuan Bali yang kesehariannya adalah sebagai aktivis Pergerakan dan juga aktif di salah satu Partai Politik yaitu PDI Perjuangan dan memimpin beberapa organisasi kepemudaan, Organisasi Perempuan dan Pemerhati Anak-anak termasuk Pemerhati kaum Difabel.