Stop Penyebaran Konten Kekerasan dan Kejadian Berdarah di Bali
Di era digital saat ini, media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Namun, di balik manfaatnya sebagai alat komunikasi dan sumber informasi, media sosial juga menjadi sarana penyebaran konten-konten yang tidak pantas, seperti kekerasan dan kejadian berdarah. Maraknya video dan gambar mengerikan yang tersebar di berbagai platform menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat, terutama anak-anak dan remaja.
Kejadian yang merebak di Bali misalkan akhir-akhir ini hampir setiap menit melintas kejadian-kejadian kekerasan baik Photo maupun video yang seharusnya tak layak diposting dalam sosial media. Karena banyak sekali dampak negatif dari penayangan atas kontent-kontent yang mengandung kekerasan.
Dampak Negatif Konten Kekerasan
- Trauma dan Ketakutan
Menonton video kekerasan dapat menyebabkan trauma psikologis, terutama bagi mereka yang sensitif terhadap visual yang mengganggu. Efek ini bisa berlangsung lama dan memicu ketakutan atau kecemasan yang berlebihan. - Desensitisasi terhadap Kekerasan
Paparan berulang terhadap konten kekerasan dapat membuat seseorang menjadi kurang peka terhadap penderitaan orang lain. Hal ini bisa memicu sikap apatis atau bahkan meningkatkan toleransi terhadap tindakan kekerasan di kehidupan nyata. - Potensi Meniru Perilaku Kekerasan
Anak-anak dan remaja yang sering melihat kekerasan di media sosial cenderung meniru perilaku tersebut. Mereka bisa menganggap kekerasan sebagai sesuatu yang normal atau bahkan sebagai solusi untuk menyelesaikan masalah. - Penyebaran Ketakutan dan Ketidakstabilan Sosial
Konten kekerasan yang viral sering kali menciptakan kepanikan dan ketakutan di masyarakat. Ini dapat memengaruhi stabilitas sosial dan meningkatkan perasaan tidak aman di lingkungan sekitar. - Menurunnya Kwalitas Pariwisata di Bali
Dengan pemberitaan tentang tingkat kriminalitas yang tinggi dan terjadinya tragedi-tragedi berdarah maka akan membuat imeq pariwisata Bali semakin buruk. Industri pariwisata akan terancam dan kwalitas wisatawan yang datang ke Bali akan menurun. Mungkin saja wisatawan berkwalitas akan memilih destinasi lain untuk merasa lebih aman dan nyaman.
Menghentikan Penyebaran Konten Kekerasan
- Filter dan Pengawasan Konten
Platform media sosial harus lebih ketat dalam menerapkan kebijakan moderasi konten. Algoritma perlu dikembangkan agar dapat mendeteksi dan menghapus video kekerasan sebelum tersebar luas. - Peningkatan Kesadaran Publik
Edukasi kepada masyarakat tentang dampak negatif dari menonton dan menyebarkan konten kekerasan sangat penting. Kampanye digital dan diskusi publik dapat membantu meningkatkan kesadaran ini. - Melaporkan Konten Berbahaya
Pengguna media sosial harus aktif dalam melaporkan video atau gambar yang mengandung kekerasan kepada pihak platform. Dengan begitu, penyebaran bisa dihentikan lebih cepat. - Peran Keluarga dan Pendidikan
Orang tua dan pendidik perlu berperan dalam mengontrol akses anak-anak terhadap media sosial. Memberikan pemahaman tentang konten yang sehat dan tidak pantas akan membantu mereka memilah informasi yang dikonsumsi. - Penegakan Hukum yang Tegas
Pemerintah dan penegak hukum harus mengawasi dan menindak tegas individu atau kelompok yang dengan sengaja menyebarkan konten kekerasan. Regulasi yang lebih ketat bisa menjadi langkah efektif untuk menekan angka penyebaran konten berbahaya.
Kesimpulan
Menghentikan penyebaran konten kekerasan di media sosial bukan hanya tanggung jawab platform atau pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kita sebagai pengguna. Dengan meningkatkan kesadaran, melaporkan konten berbahaya, dan mendidik generasi muda, kita dapat menciptakan lingkungan digital yang lebih aman dan sehat. Mari bersama-sama menolak normalisasi kekerasan dan menjaga media sosial tetap menjadi ruang yang positif bagi semua orang. Khususnya di Bali karena saya adalah orang Bali yang hidup di Bali memandang perlu mengembalikan ingatan kita bahwa Kekerasan bukanlah ciri khas orang Bali dan bukan Gaya hidup orang-orang di Bali. Biarkan Bali kembali menjadi daerah dengan sejuta kedewasaan, senyuman, kesantunan, spiritual, dan sarat dengan kebahagiaan menyebarkan berita-berita tentang kearifan lokal Bali. Mari bersama-sama kendalikan jari jemari kita untuk lebih bijak dalam menyebarkan berita kejadian tentang kekerasan dengan lebih mengutamakan dampak positif daripada dampak negatifnya. Kekerasan bukanlah hal yang normal di Bali.

Author: Tira Triyana
A Balinese woman who is active in her daily life as a consultant & activist, also active in the PDI Perjuangan and leads several youth organizations, Women's Organizations and Children's Observers including Observers of the Disabled. Perempuan Bali yang kesehariannya adalah sebagai aktivis Pergerakan dan juga aktif di salah satu Partai Politik yaitu PDI Perjuangan dan memimpin beberapa organisasi kepemudaan, Organisasi Perempuan dan Pemerhati Anak-anak termasuk Pemerhati kaum Difabel.